Ester: Berani di Saat yang Tepat
Image source Wikipedia.com
Ester: Berani di Saat yang Tepat
Ketika Diam Bukan Lagi Pilihan
Ester tidak memilih hidupnya.
Ia tidak memilih menjadi yatim piatu.
Ia tidak memilih tinggal di negeri asing.
Ia tidak memilih dijadikan bagian dari “pencarian ratu” Persia.
Namun di tempat yang tidak ia pilih, Tuhan sedang menempatkannya di pusat rencana besar-Nya.
Kadang hidup menaruh kita di tempat yang tidak kita minta — pekerjaan yang melelahkan, keluarga yang rumit, situasi yang membuat kita bertanya: “Kenapa aku di sini?”
Kisah Ester berkata:
“Tuhan bisa memakai tempat yang tidak kita pilih untuk tujuan yang tidak pernah kita bayangkan.”
Waktu Ketika Keberanian Mengalahkan Kenyamanan
Saat Haman merencanakan pemusnahan orang Yahudi, Mordekhai mengirim pesan yang mengguncang hati Ester:
“Siapa tahu, mungkin justru untuk saat seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
(Ester 4:14)
Itu bukan sekadar dorongan — itu panggilan.
Karena ada momen dalam hidup ketika diam berarti kehilangan sesuatu yang jauh lebih besar dari kenyamanan.
Ester punya dua pilihan:
-
Tetap aman di istana, atau
-
Berdiri untuk bangsanya, sekalipun nyawanya terancam.
Dan ia memilih yang kedua.
Bukan karena ia tidak takut, tapi karena ia tahu takut bukan alasan untuk berhenti taat.
Sebelum Berani, Ester Belajar Berlutut
Keberanian Ester tidak lahir tiba-tiba.
Ia tidak langsung berjalan ke hadapan raja.
Ia berpuasa tiga hari bersama bangsanya (Ester 4:16).
Keputusannya diawali dengan keheningan:
hening untuk mendengar Tuhan, hening untuk mengalahkan takut, hening untuk menata hati.
Kadang langkah paling berani bukan melawan musuh, tapi menundukkan diri dalam doa.
Sebab keberanian rohani bukan lahir dari adrenalin, tapi dari penyerahan diri.
Keberanian Kecil yang Mengubah Sejarah
Ester akhirnya berdiri di hadapan raja.
Hanya satu langkah masuk ke ruang takhta — dan ia bisa mati.
Namun, raja mengulurkan tongkat emasnya.
Dari situ, Tuhan membalikkan situasi:
-
Rencana Haman batal,
-
Bangsa Yahudi diselamatkan,
-
Musuh dihentikan,
-
Sejarah berubah.
Semua dimulai dari satu keputusan berani di saat yang tepat.
Itulah cara Tuhan bekerja:
Ia memakai ketaatan kecil untuk melakukan karya besar.
Ester di Era Modern: Ketika Kita Juga Diminta Berani
Keberanian Ester bukan untuk masa lalu.
Dunia hari ini pun membutuhkan orang-orang seperti Ester — yang berani berdiri ketika kebenaran dibungkam,
yang berani bicara ketika ketidakadilan terjadi, yang berani tetap kudus ketika dunia menormalisasi kompromi.
Kadang panggilan itu muncul dalam bentuk yang sederhana:
-
Berani berkata benar ketika semua orang memilih aman.
-
Berani menolak tekanan pergaulan.
-
Berani menjaga hati di tengah godaan digital.
-
Berani membela yang lemah.
-
Berani berkata “aku percaya” di dunia yang sinis.
Setiap kita dipanggil untuk menjadi Ester di tempat kita masing-masing.
Karena Tuhan masih berkata:
“Untuk saat seperti inilah Aku menempatkan engkau.”
Refleksi
Tanyakan pada dirimu:
-
Apa “istana” tempat Tuhan menaruhku — keluarga, pekerjaan, komunitas?
-
Apa ketakutan yang membuatku diam terlalu lama?
-
Jika aku mengambil langkah kecil berani hari ini, siapa yang akan diberkati?
Ester mengajarkan kita bahwa keberanian bukan berarti tidak takut,
tetapi memilih percaya bahwa rancangan Tuhan lebih besar daripada ketakutan kita.
“Keberanian rohani bukan soal menjadi hebat, tetapi memilih setia di saat yang paling menentukan.
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau.” (Yosua 1:9)